Menghidupkan Kembali Tallo
Sebulan lalu; mungkin lebih, saya dihubungi teman --Ferdy. Seorang kawan yang bersahaja dan kawan berdebat yang elegan. Pertemuan saya dengan Ferdy murni karena kebetulan sekitar tahun 2016. Sebenarnya, saya kadang tidak sepakat dengan kata “kebetulan”. Tapi, dalam konteks tertentu kata itu dapat mewakili sebuah peristiwa yang sangat sulit dijelaskan. Ketika itu, komunitas yang baru dibentuk Ferdy; Ruang Abstrak Literasi, butuh donasi buku. Nantinya, akan disalurkan ke anak-anak pesisir di Tallo. Saya kemudian terlibat menyalurkan beberapa buku. Termasuk yang saya dapat berbagai teman lintas komunitas. Dan itu terus berlanjut hingga covid datang; program lalu jadi tidak teratur. Juga beberapa kawan yang terlibat tidak aktif. Ferdy mengaku sedang mengajukan proposal kegiatan di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX. Saya tentu menyambut baik itu. Apalagi, rencana lokasi dan tema yang diangkat sangat representatif; sejarah Tallo. Sebuah tema yang seringkali saya diskusikan denga