Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Ma’nene dan Tradisi Membangunkan Mayat di Toraja

Gambar
Awal Agustus lalu, seorang kawan mengabari jika akan berkunjung ke Toraja. Kawan ini tidak sendiri, ada kawannya juga dari Jakarta yang akan menemani. Saya tentu menyambut dengan antusias. Untuk mobilitasnya di Toraja nanti, saya diminta untuk mencarikan tempat sewa motor. Saya lalu menyanggupi itu. Besoknya, saya memberi sejumlah kontak beberapa penyewaan motor.   Percakapan itu terus berlanjut hingga kawan ini tiba di Makale, Kabupaten Tana Toraja. Malamnya, kita mengatur jadwal untuk bertemu sambil bernostalgia. Sebab kawan ini pernah satu kantor dengan saya di Kantor Berita Harian Rakyat Sulsel. Namanya Kifli. Kifli lebih dulu tiba di sebuah warung kopi, dekat pinggir sungai yang membelah Kota Makale.   Di warung kopi itu, Kifli rupanya tidak sendiri. Dia juga janjian untuk bertemu Arnas, fotografer kece yang kini bekerja untuk Kantor Berita Antara. Kifli dan Arnas satu organisasi di PFI. Tapi, ini kali pertama saya bertemu dengan Arnas. Perawakannya tinggi besar, gondrong

Dari Rekayasa Kasus ke Reformasi Polri

Gambar
Sebulan lebih kita disajikan tontonan bak sinetron. Judulnya “Polisi Tembak Polisi”. Tempat kejadian perkara di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol. Ferdy Sambo. Kasus ini bermula ketika kasus kematian Brigadir J diungkap ke publik tiga hari pasca kejadian. Kecurigaan pun muncul; banyak proses dalam tiga hari itu dapat direkayasa. Atau barangkali banyak skenario yang sedang dijalankan.   Indikasinya adalah ketika pihak keluarga tidak diperkenankan untuk melihat jenazah Brigadir J juga begitu lamanya proses kasus ini baru diungkap mengundang atensi publik. Media juga terus melakukan sejumlah up date terbaru mengenai kasus ini. Sejumlah wartawan bahkan terjun langsung di TKP. Sayang, wartawan yang sedang bekerja itu katanya juga dihadang oleh polisi berpakaian preman.   Publik pun semakin curiga. Ini ada apa? Pertanyaan itu terus mengemuka. Lalu pelan dan pasti, sejumlah fakta mulai terungkap. Salah satunya ditetapkannya Ferdy Sambo sebagai tersangka. Seluruh skena

Membaca Ulang Soedjatmoko, Melahirkan Kembali Indonesia

Gambar
Memulai tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Asia Justice and Rights (AJAR) dan Future Indonesia telah mengenalkan seorang tokoh bangsa kepada saya dan generasi muda lain di seluruh Indonesia. Generasi yang kita harap cepat dalam segala hal, termasuk dalam aspek keterbukaan pengembangan ilmu pengetahuan yang mengedepankan keseimbangan alam dan kemanusiaan di atas segalanya. Seperti cita-cita mulia dan diidam-idamkan oleh Soedjatmoko di masa hidupnya.   Dari sini, pengakuan seharusnya dan sewajibnya saya katakan. Jika tidak demikian, rasa-rasanya saya tidak pantas untuk menuliskan pikiran-pikiran Soedjatmoko yang begitu brilian. Bahwa saya baru pertama kali ini saya membaca tentang Soedjatmoko-- sebuah fakta yang barangkali patut saya tertawakan kepada diri sendiri. Sebab, selama pergulatan kehidupan saya, dari mengenyam pendidikan dasar hingga saat ini bekerja di sebuah kampus swasta, inilah pertama kali saya bersentuhan dengan pemikiran-pemikiran Soedjatmoko.