Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Tragedi Sepakbola di Malang

Gambar
Kematian karena pertandingan olahraga adalah kebiadaban. Tapi, apa mau dikata, jika peristiwa demi peristiwa terus menjadi tontonan. Sedang penyelenggara dan kita semua masih abai. Penyelenggara seperti tidak serius menangani kasus demi kasus dan kita semua terus-terus “berulah” dan tidak mau merubah, entah sikap diam terhadap kekerasan di arena olahraga atau tindakan kita yang hanya menyaksikan kekerasan itu terjadi.   Apa yang terjadi di Malang kemarin adalah sebuah akumulasi, yang harusnya sejak dulu kita berhenti sejenak lalu menoleh kepada sejarah. Sebab di negeri ini, tragedi dalam olahraga sepakbola hampir tiap tahun terjadi. Baik kerusuhan supporter yang berujung saling melukai hingga hampir dan atau kehilangan nyawa atas ketidaksigapan dan ketidaksiapan penyelenggara.   Pada tahun ini saja, sudah ada dua peristiwa dalam olahraga sepakbola yang menyebabkan kematian. Pertama, tanggal 17 Juni 2022 pendukung Persib Bandung, Bobotoh terjatuh lalu meninggal di Stadion Gelo

Batalyon 120 Makassar

Gambar
Malam yang cerah di tanggal 14 Maret 2022, Lapangan Karebosi yang berada di jantung Kota Makassar sangat ramai. Ruang publik yang di bawahnya ada mall itu dihadiri sangat antusias warga Kota Makassar. Sejumlah pejabat tinggi Kota Anging Mammiri juga turut hadir. Diantaranya Walikota Makassar, Danny Pomanto dan sejumlah pejabat teras di Pemkot Makassar.    Hadir juga para Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Makassar antara lain Kapolrestabes Kota Makassar, Kombes Pol. Budhy Haryanto dan perwakilan pejabat dari TNI. Tidak hanya itu, orang nomor satu Polda Sulsel juga hadir, Irjend. Pol. Nana Sudjana. Sumber dari media online rakyatku, sekitar 1000-an orang hadir pada kegiatan pengukuhan Batalyon 120 Makassar.   Batalyon 120 Makassar ini merupakan organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang dibentuk oleh Forkopimda Kota Makassar. Tujuannya sangat mulia, Forkopimda ingin Kota Makassar aman dari tindak kejahatan jalanan; jambert, begal, geng motor dan lain-lain. Data Indon

Bjorka

Gambar
Dua pekan terakhir ini, Bjorka menjadi perbincangan hangat jagat maya. Terutama di media sosial. Kata itu kemudian dikenali sebagai hacker yang menyerang sejumlah lembaga negara. Salah satu korban dari Bjorka adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Pihak Bjorka mengaku telah memiliki 1,3 miliar data nomor HP dan nomor KTP masyarakat Indonesia.   Data yang diduga telah bocor itu pun membuat netizen marah kepada Menkominfo, Johnny G. Plate. Kemarahan itu lantas dilampiaskan disejumlah media sosial. Salah satunya yang sangat aktif adalah twitter. Bahkan, dua pekan terkahir ini, nama hacker Bjorka trending topik. Apalagi, netizen kembali mengingat tahun 2017 ketika Kominfo mewajibkan setiap warga untuk menggunakan NIK untuk registrasi kartu.   Ketika itu, Kominfo mengeluarkan Permen nomor 12 tahun 2016 tentang registrasi pelanggan jasa telekomunikasi. Salah satu hal yang diiming-imingi pemerintah adalah keamanan data warga. Meski Permen itu sempat ditentang oleh

Ribuan Mahasiswa Kongkow di Hotel, Cari Solusi Kenaikan Harga BBM?

Gambar
  Sejak hari Sabtu lalu, saya sangat sibuk dengan kegiatan di kampus. Sebab pekan ini akan ada kegiatan Dies Natalis Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja. Banyak hal yang dipersiapkan, terkhusus untuk tenant Prodi Teknologi Pendidikan pada kegiatan Expo yang dimulai pagi tadi. Apalagi, informasi persiapan ini cukup mengejutkan sebab informasi yang kami dapatkan baru dua hari sebelum kegiatan berlangsung.   Di tengah kesibukan pada hari Minggu kemarin, saya sempat membaca membuka sebuah group whatsapp. Di sana terdapat sebuah pamflet kegiatan yang dibagikan oleh seseorang. Rupanya, pamflet itu tidak hanya dibagikan ke satu group tapi dibeberapa group yang kebetulan saya ada didalamnya. Temanya sangat menarik “Bersama Mencari Solusi Penyesuaian Harga BBM”.   Saya tidak tahu persis siapa penyelenggara kegiatan. Yang pasti bahwa kegiatan ini dilaksanakan di salah satu hotel mewah di Kota Makassar; Hotel Claro. Saya kira tema yang diambil sangat up to date dengan isu yang berk

Ma’nene dan Tradisi Membangunkan Mayat di Toraja

Gambar
Awal Agustus lalu, seorang kawan mengabari jika akan berkunjung ke Toraja. Kawan ini tidak sendiri, ada kawannya juga dari Jakarta yang akan menemani. Saya tentu menyambut dengan antusias. Untuk mobilitasnya di Toraja nanti, saya diminta untuk mencarikan tempat sewa motor. Saya lalu menyanggupi itu. Besoknya, saya memberi sejumlah kontak beberapa penyewaan motor.   Percakapan itu terus berlanjut hingga kawan ini tiba di Makale, Kabupaten Tana Toraja. Malamnya, kita mengatur jadwal untuk bertemu sambil bernostalgia. Sebab kawan ini pernah satu kantor dengan saya di Kantor Berita Harian Rakyat Sulsel. Namanya Kifli. Kifli lebih dulu tiba di sebuah warung kopi, dekat pinggir sungai yang membelah Kota Makale.   Di warung kopi itu, Kifli rupanya tidak sendiri. Dia juga janjian untuk bertemu Arnas, fotografer kece yang kini bekerja untuk Kantor Berita Antara. Kifli dan Arnas satu organisasi di PFI. Tapi, ini kali pertama saya bertemu dengan Arnas. Perawakannya tinggi besar, gondrong

Dari Rekayasa Kasus ke Reformasi Polri

Gambar
Sebulan lebih kita disajikan tontonan bak sinetron. Judulnya “Polisi Tembak Polisi”. Tempat kejadian perkara di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol. Ferdy Sambo. Kasus ini bermula ketika kasus kematian Brigadir J diungkap ke publik tiga hari pasca kejadian. Kecurigaan pun muncul; banyak proses dalam tiga hari itu dapat direkayasa. Atau barangkali banyak skenario yang sedang dijalankan.   Indikasinya adalah ketika pihak keluarga tidak diperkenankan untuk melihat jenazah Brigadir J juga begitu lamanya proses kasus ini baru diungkap mengundang atensi publik. Media juga terus melakukan sejumlah up date terbaru mengenai kasus ini. Sejumlah wartawan bahkan terjun langsung di TKP. Sayang, wartawan yang sedang bekerja itu katanya juga dihadang oleh polisi berpakaian preman.   Publik pun semakin curiga. Ini ada apa? Pertanyaan itu terus mengemuka. Lalu pelan dan pasti, sejumlah fakta mulai terungkap. Salah satunya ditetapkannya Ferdy Sambo sebagai tersangka. Seluruh skena

Membaca Ulang Soedjatmoko, Melahirkan Kembali Indonesia

Gambar
Memulai tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Asia Justice and Rights (AJAR) dan Future Indonesia telah mengenalkan seorang tokoh bangsa kepada saya dan generasi muda lain di seluruh Indonesia. Generasi yang kita harap cepat dalam segala hal, termasuk dalam aspek keterbukaan pengembangan ilmu pengetahuan yang mengedepankan keseimbangan alam dan kemanusiaan di atas segalanya. Seperti cita-cita mulia dan diidam-idamkan oleh Soedjatmoko di masa hidupnya.   Dari sini, pengakuan seharusnya dan sewajibnya saya katakan. Jika tidak demikian, rasa-rasanya saya tidak pantas untuk menuliskan pikiran-pikiran Soedjatmoko yang begitu brilian. Bahwa saya baru pertama kali ini saya membaca tentang Soedjatmoko-- sebuah fakta yang barangkali patut saya tertawakan kepada diri sendiri. Sebab, selama pergulatan kehidupan saya, dari mengenyam pendidikan dasar hingga saat ini bekerja di sebuah kampus swasta, inilah pertama kali saya bersentuhan dengan pemikiran-pemikiran Soedjatmoko.

Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Penguasa (RKUHP)

Gambar
Utak atik Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana (baca: RKUH Penguasa) oleh pemerintah terus dilakukan. Bahkan gimmick kecurangan dalam pemulusan pengesahan undang-undang kontroversi itu terang-terangan terjadi. Publik sepertinya pengen dikibuli lagi dan lagi. Setelah sejumlah undang-undang kontroversial lainnya lolos disahkan oleh Dewan Perwakilan (baca: Pengkhianat) Rakyat (DPR).   Buktinya, draft RKUHP itu sulit didapatkan publik. Pekan lalu bahkan, draft terbaru yang dimiliki publik adalah draft yang sebelumnya akan disahkan pada tahun 2019. Seperti yang kita tahu, pada tahun itu pengesahan RKUHP ini dibatalkan akibat penolakan publik yang sangat luat biasa hampir di seluruh Indonesia. Hal itu yang kemudian membuat Presiden RI, Joko Widodo memutuskan untuk menghentikan pengesahan RKUHP.   Kini, rencana pengesahan yang seperti disembunyikan itu kembali mendapat penolakan dari publik. Sikap diam-diam ini dapat dimaknai sebagai bentuk “kecurangan” dalam demokrasi yang mana

Eksistensi Benda dan Kebebasan Berpikir

Gambar
  Lagi-lagi manusia. Iya lagi-lagi manusia yang menjadi segala sumber segala sesuatu. Dalam keterangannya sebagai kebebasan berpikir, manusia melahirkan pemberontakan sekaligus penghancuran pada keadaan-keadaan hari ini.   Entah sampai kapan, padahal kebebasan berpikir pada dasarnya berujung pada kesadaran. Akan tetapi, tidak semua manusia menemukan itu. Tidak semua manusia mencapai dalamnya kedalaman itu. Sekali lagi, tidak semua. Sebab itu adalah kompleksitas yang butuh perenungan ke dalam diri.   Kebebasan berpikir pada umumnya hari ini hanya melahirkan eksistensialis seperti yang diperingatkan oleh Jean Paul Sartre, seroang pernulis dan peraih nobel sastra (1964) Prancis. Bahwa ancaman itu pada dasarnya datang dari benda seperti dalam novelnya La Nausse.   Iya, begitulah sejatinya manusia hari ini. Bahwa benda lebih menarik untuk diperkenalkan karena dapat melahirkan daya pikat yang luar biasa. Sehingga, kebebasan berpikir itu menjadi lemah karenya. Dan, apa yang terj