Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 27, 2022

Rusdi Masse Revolusi Gerakan Politik NasDem

Gambar
  Tanah Sulawesi, tempatnya para pemberani lahir. Sejarah telah memberi banyak bukti. Dari perlawanan kepada penjajah seperti Sultan Hasanuddin. Penjelajah intelektual semacam Karaeng Pattingalloang. Negosiator ulung di dalam diri Jusuf Kalla. Hingga aktivis tulen disematkan kepada Rahman Tolleng.   Para tokoh itu menjadi patron tanah Sulawesi dimasanya. Rasa-rasanya mereka akan terus tumbuh dalam ingatan. Menjadi inspirasi anak-anak muda-- bergerak maju dan tumbuh menyonsong masa depan. Terutama mengejar masa depan cita-cita luhur bangsa pada sila kelima Pancasila.   Dan barangkali diantara anak muda itu, salah satunya adalah Rusdi Masse. Seorang yang merelakan diri untuk terbuang ke Jakarta. Jauh dari kampung halaman. Berjuang di tengah kerasnya kehidupan di Pelabuhan Tanjung Priok. Kisahnya berkali-kali saya dengar dari sejumlah teman.   Katanya, sulit dan bercucuran keringat. Seperti kata Rhoma Irama dalam lagunya “Perjuangan dan Doa”-- RMS begitu sapaan Rusdi Masse p

Si Anak Kampung Kini Berpulang

Gambar
Hari ini, kita berduka. Seorang guru bangsa telah berpulang-- Ahmad Syaafii Maarif. Mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu berpulang usai dirawat di sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Saya bersentuhan dengan pikiran Buya-- sapaan akrab Ahmad Syaafii Maarif ketika membaca sebuah novel. Ditulis dengan cukup apik oleh Damiem Dematra. Judulnya Si Anak Kampung-- ini saya dapati dipenjual buku murah beberapa tahun silam. Berkisah tentang masa kecil Buya. Judul itu sebenarnya sebutan yang sangat disukai Buya.   Musababnya karena tahu diri-- lahir di sebuah kampung di Desa Calau. Sebuah perkampungan yang sangat terpencil di Minangkabau, Sumatera Barat. Listrik baru masuk di wilayah ini tahun 2005. Buya lahir dari seorang bapak yang terpandang. Seorang kepala nagari.   Ibunya seorang dengan pengetahuan yang terbuka. Mendidik Buya kecil dengan sangat baik. Sayang, Ibu Buya berpulang cepat ketika usianya sekitar 2 tahun. Mau tidak mau Buya dirawat oleh tanten