CILUKBA

 


Keluarga. Hari ini saya berpikir apa arti dari kata itu. Apakah sebuah singkatan? Sebuah imajinasi? Atau apa? Yang pasti, dua bulan ini saya merasakan sesuatu; hubungan. Ya, keluarga itu keterhubungan. Bayangkan! Jika kita tidak memiliki “keterhubungan” dalam keluarga. Kita akan merasakan kehilangan. Bahkan kesendirian.

Saya baru saja menonton sebuah video di youtube. Hanya tujuh menit, empat puluh tiga detik. Sangat singkat. Tapi menghentakkan pikiran saya. Isinya, seorang anak kecil umur tujuh tahun. Namanya Molly Wright. Berbicara tanpa rasa malu. Senyum di bibirnya begitu manis. Lucu dan menggemaskan.

Tapi tunggu. Pikiran Molly cerdas. Sampai saya kaget bukan main. Di awal video, Molly memberi tahu jika permainan cilukba dapat mengubah dunia. Bangsat kan kalimatnya. Jika Anda kaget. Sejujurnya Anda tidak sendirian. Saya dan ribuan orang di depan Molly serta jutaan orang yang telah menonton videonya juga sama.

Setelah semua orang tertawa. Molly lalu menimpali kalimatnya sendiri. “Kedengarannya memang mustahil, bukan” tanya Molly. Molly lalu memanggil Amarjot; tetangganya. Amarjot ini punya balita, namanya Ari. Dari kedua tetangganya inilah Molly mencoba membuktikan kalimatnya di awal. Dan cilukba. Itu terbukti.

Cerita Molly dimulai ketika Amarjot mengambil Ari. Lalu membawanya ke sebuah ruangan. Seperti ruang keluarga. Di sana, Amarjot bermain bersama Ari. Membuatnya tertawa. Memeluknya. Menemaninya bermain. Cilukba; Ari tertawa. Sangat bahagia. Lalu, Molly menyuruh Amarjot untuk bermain gadget.

Apa yang terjadi? Ari mulai gelisah. Tapi Amarjot tetap tidak memberi respon. Ari merangkak ke tangan Amarjot. Tapi Amarjot tetap tidak direspon. Dua detik kemudian. Ari menangis. Bahkan, sampai terbaring. Molly lalu menghadap ke penonton, lalu mengatakan ini bukti betapa pentingnya “keterhubungan” itu. Terutama dalam keluarga.

Molly tidak berhenti disitu. Molly kemudian mengakui jika atas jasa para ilmuan. Pada lima tahun pertama bagi anak, itu sangat penting bagi kesehatan dan perkembangan anak. Kata Molly, mengutip hasil riset ilmuan, perkembangan otak anak dari satu tahun ke dua tahun, dua tahun ke tiga tahun sangatlah luar biasa.

Wow. Anak tujuh tahun memberi saya kuliah penting. Saya seperti ditempar begitu hebatnya. Pikiran saya terasa panas. Lalu berlari. Saya tidak ingin kehilangan moment. Cerita Molly harus saya tulis.

Keterhubungan itu sangat penting untuk anak hingga remaja, dewasa, hingga melahirkan anak kembali. Karena itu, keterhubungan harus terus dilakukan. Dengan bermain. Mengajak bicara. Dan aktivitas lain yang membuat adanya keterhubungan positif.

Keterhubungan itu, kata Molly, bukan hanya permainan. Tapi itu adalah masa depan. Kalimat itu lalu membuat penontonnya memberi tepuk tangan yang meriah. Sebelum mengakhiri ceritanya. Molly, lalu bertanya sedikit nakal. Apakah Anda sudah percaya jika cilukba itu akan mengubah dunia?

Sungguh, Molly telah mengingatkan setiap orang. Juga seluruh orang tua. Juga calon orang tua. Pengabaian pada anak adalah awal dari kehancuran masa depan. Gadget memang penting. Tapi apakah itu lebih penting dari penghancuran keterhubungan itu kepada anak?

Oh tunggu. Nomena terkini bagaimana? Apakah ada anak yang khawatir tentang masa depan seperti Molly. Tidak! Kebanyakan orang tua memutus keterhubungan itu. Ketika anak menangis; buka gadget-- cari youtube-- play. Anak tersenyum. Bahkan tertawa. Ketika diajak cerita, ia tunduk bukan karena takut. Tapi nonton youtube. Pengabaian dimulai.

Marah? Tentu marah. Karena hanya itu yang bisa dilakukan orang tua tidak mengerti perannya. Relasi kuasa dan kehendak bermain disitu. Ego juga. Kau adalah anak maka kau harus patuh. Saya adalah orang tua maka kau harus hormati. Tidak ada kesadaran titik mula. Saya tidak ingin begitu.

#akumencintaimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Don’t Stop Komandan

Fahri Hamzah Bukti Demokrasi Telah Mati

Mau Enaknya, Tidak Mau Anaknya