Berebut Ruang di Antang

 

Sekira dua bulan terakhir ini. Publik sangat hangat memperbincangkan Antang. Satu wilayah pinggiran di Kota Makassar. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros di Utara. Juga berbatasan dengan Kabupaten Gowa di Selatan. Antang seperti halnya pinggiran kota pada umumnya-- kurang diperhatikan.

 

Warga sudah jauh hari mengeluhkan jalan rusak di Antang. Tapi, keluhan itu tidak bersambut baik. Pemerintah Provinsi sebagai yang paling berhak seperti abai. Dari berbagai sumber, pengabaian itu dikarenakan anggaran. Anggaran ini tidak serta merta dapat dipakai begitu saja-- wajar.

 

Maklum, administrasi pemerintah kadang-kadang adalah raja. Jika tidak melewati itu, anggaran yang keluar bisa dinilai pelanggaran. Sebab itu adalah salah satu bukti otentik pertanggujawaban. Meski kadang, administrasi dapat membunuh rakyat juga. Misalnya peristiwa di Kabuapten Bulukumba lalu.

 

Keluhan warga Antang bukan tanpa sebab. Jalan yang rusak itu sudah makan korban. Jumlahnya tidak sedikit. Seperti kecelakaan. Itu juga sudah viral dimana-mana. Beberapa waktu lalu, warga bahkan menanam pisang di tengah jalan sebagai bentuk protes. Tapi juga tak kunjung juga diperbaiki.

 

Beberapa waktu lalu, sejumlah warga Antang mengaku sudah muak. Mereka kemudian bergotong royong memperbaiki jalan. Dananya dari mana? Ya dari mana lagi kalau bukan dari warga sendiri. Peristiwa itu terjadi pada 13 April lalu. Apa pejabat pemerintah tidak malu? Entahlah. Tapi barangkali tidak.

 


Tunggu-tunggu. Sabar. Pemerintah masih bekerja kok. Para pejabat tidak serta merta diam. Mereka bekerja-- menebar janji. Pak Gub yang menyampaikan langsung. Katanya, jalan di Antang akan diperbaiki tahun depan-- awal tahun 2023. Skemanya perencanaan 2022 melalui Detail Engeeneering Desaign (DED).

 

Pengerjaan tahun depan? Hemm, gimana ya. Kayak ada yang lain-lain dirasa. Gimana menurut ta warga Antang? Eh warga Antang ja pale juga. Hahaha


Informasi terbaru, Kapolsek Manggala timbun sirtu jalan Antang yang rusak. Apa Kapolsek? Apa tidak salah informasi itu. Saya kira Pak Gub yang menginstruksikan. Tapi kita berpikir positif. Barangkali itu hasil koordinasi Pak Gub. Siapa tahu kan ya.

 

Kemarin, katanya Pak Rusdi Masse perintahkan kader NasDem ukur jalan Antang-- sepertinya mau diperbaiki. Pak Rusdi ini tahu saja harus berbuat apa. Pintar Blio ini-- gerak cepat atasi keluhan rakyat-- itu kan strategi kampanye partai positif kan ya. Seperti halnya kepada warga Rampi yang lalu.

 

Entah karena merasa tersaingi dengan kesigapan Partai NasDem. Atau karena memang inisiatif langsung Pak Gub. Jalan Antang tidak jadi diperbaiki tahun depan. Tapi tahun ini-- alhamdulillah. Dalam sebuah berita judulnya sangat fantastis “Pemprov Sulsel Segera Kerjakan Ruas Jalan Antang Tahun 2022 Ini”.

 

Rupanya Pak Gub berubah pikiran. Pekerjaan Jalan Antang “segera” dilakukan tahun 2022. Iya, katanya “segera”. Sekarang masih Mei. Besok Juni. Artinya masih ada waktu sekitar 6 bulan jalan Antang akan diperbaiki “segera”. Kalau kita artikan kata “segera” berarti belum pasti kapan dimulainya.

 


Apakah dimulai Bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November atau Desember. Sebab kata “segera” itu, jika kita mau terangkan. Maka itu adalah keterangan waktu yang tidak jelas. Bisa kata “segera” itu diartikan satu menit kemudian. Juga bisa diartikan akhir tahun.

 

Tapi tetap, kita berpikir positif. Meski harus tetap juga menggerutu. Lagian, sejak dulu kan Antang demikian-- terabaikan. Walau begitu didambakan juga. Kenapa? Ruang mana lagi yang dengan rela dan ikhlas menerima sampahnya Pak Gub, Pak Wali, para pejabat Pemprov, para pejabat Pemkot, dan seluruh warga kota.

 

Adakah ruang yang bisa sebaik Antang di Kota Makassar. Dan adakah warga Kota Makassar se-ikhlas warga Antang. Ketika musim hujan bau busuk menyengat. Ketika musim kemarau bau dan asap sampah terbakar berselimut kabut. Bahkan, kadang-kadang tidak bisa tidur nyenyak karena itu. Ada?

 

Lalu ketika warga hanya minta jalannya diperbaiki ribetnya minta ampun. Hati kalian simpan dimana? Tolonglah jangan lagi umbar janji. Atau mengungkap kata “segera’ saja. Kebutuhan warga hanya satu-- papan bicara terpampang di pinngir jalan. Menerangkan jadwal pelaksanaan perbaikan jalan Antang.


#akumencintaimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Don’t Stop Komandan

Fahri Hamzah Bukti Demokrasi Telah Mati

Mau Enaknya, Tidak Mau Anaknya