Akun Palsu dan Fenomena Pilkada
Akhir-akhir ini aku facebook saya di ajak berteman (add) oleh banyak
akun. Dan kebanyakan akun itu mengatasnamakan tokoh politik terkenal, figur
bakal calon yang akan bertarung di Pilkada, hingga beberapa akun memasang foto
wanita anggun nan cantik.
Kata seorang teman, akun facebook tersebut kebanyakan adalah akun
palsu. Entahlah. Namun, jika dilihat dari ciri-cirinya, akun-akun facebook itu
tergolong masih baru. Tapi anehnya sangat aktif, meski pertemanannya belum
mencapai angka 100.
Ada salah satu akun yang sempat saya konfirmasi minggu lalu, kini
sangat aktif mengkampanyekan salah satu figur yang akan maju di Pilkada.
Bahkan, tak jarang berdasarkan pengamatan saya, akun tersebut sangat aktif pada
membagikan berita salah satu bakal calon di Pilkada.
Menjamurnya akun yang tidak jelas tersebut menjadi salah satu fenomena
yang menarik jelang Pilkada serentak 2018 mendatang. Sebab tak jarang akun itu
tampak sangat bijak hingga sangat arogan hingga membuat gaduh dengan akun
lainnya.
Tak bisa dipungkiri bahwa media sosial menjadi salah satu media bagi
kandidat untuk melakukan kampanye. Sebagi contoh kesaktian dari cara kampanye
ini adalah ketika kemenangan Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat
dalam dua periode.
Bukan hanya itu, Presiden berkulit hitam pertama Amerika itu juga mampu
menggalang dukungan suara hingga mendulang dana dari masyarakat. Mungkin hal
ini jua-lah yang menjadi perhatian presiden Jokowi yang kemudian aktif
menggunakan twitter hingga vlog. Hehehe
Namun demikian, bagi saya akun palsu adalah kejahatan demokrasi.
Apalagi ketika akun tersebut menjadi sumber hujatan dan cacian kepada kelompok
tertentu sebab tak jarang media sosial inilah yang membuat masyarakat menjadi
terbelah seperti ketika Pilkada DKI Jakarta lalu.
Mengekspresikan pikiran pada media sosial adalah kebebasan setiap
penggunanya. Namun, mestikah kita para pengguna harus dipersempit, dibatasi
ruang interaksi, serta menjadi lebih apatis dengan menekan ketidakpedulian.
#akumencintaimu
Komentar
Posting Komentar