Belajar dari Kisah Novi (Bagian 1)



Jagat twitter heboh-- tiga hari terakhir. Seorang mahasiswi bunuh diri. Namanya Novia Widyasari. Musababnya sudah terlampau depresi. Banyak tekanan. Terutama tentang hubungannya yang kandas. Dan tidak hanya kandas. Lebih dari itu. Novi juga hamil. Dugaannya karena diperkosa pacarnya sendiri. Seorang anggota polisi. Inisialnya R. Lebih tepatnya si bangsat.

 

Hasil investigasi para netizen yang budiman. Kota asal Novi diketahui dari Surabaya, Jawa Timur. Cerita perjalanan Novi juga terungkap. Dimulai ketika berkenalan dengan si bangsat. Kemudian akhirnya berstatus pacaran. Foto-foto mereka juga diungkap netizen. Tapi hidup memang begitu. Tidak selalu mulus-mulus jalannya. Begitu juga dengan Novi. Hidupnya rumit.

 

Karena status pacaran dengan si bangsat. Si bangsat ini ajak Novi kemana-mana. Termasuk ke penginapan. Itu tentu saja. Lalu si bangsat memaksa Novi untuk minum obat. Yang entah Novi tidak tahu obat apa. Novi pingsanlah. Dan terjadilah pemerkosaan itu. Dari keterangan Polda Jatim. Hubungan gelap yang dimulai pemerkosaan itu berlangsung dari tahun 2020-2021. Taek.

 

Sekitar 4 bulan perjalan “cinta yang gelap” itu. Novi menyadari dirinya hamil. Melaporlah kepada si bangsat itu. Tak lain adalah pacarnya sendiri. Dimintalah Novi untuk gugurkan --bangsat memang; MAU ENAKNYA TIDAK MAU ANAKNYA. Novi tidak mau. Maka putuslah komunikasi itu. Novi pun mulai depresi. Dan jalan lain dipilih; mengadu ke orangtua si bangsat.

 

Semua berjalan baik. Mereka makan malam. Dan pada akhirnya info kehamilan itu disampaikan Novi. Responnya positif-- pada saat itu. Berbanding terbalik ketika Novi dihubungi melalui smartphone. Orang tua si bangsat diduga minta Novi untuk gugurkan kandungan. Dan ya, itu jalan yang diputuskan. Novi masuk rumah sakit. Karena pendarahan hebat.

 

Pada akhirnya, orang tua dan keluarga Novi tahu. Masalah tidak selesai. Bahkan tambah ruwet. Novi sebagai korban terus-terusan mendapat tekanan. Pertanggungjawaban si bangsat hilang begitu saja. Tidak cuma itu. Diduga orang tua si bangsat seakan-akan menuduh Novi untuk minta ganti rugi. What the fuck. Pemerkosaan itu bukan soal ganti rugi. Novi semakin terpojok.

 

Dari pihak keluarga, Novi sudah seperti sampah. Kecuali Ibunya. Ya seperti biasa seumumnya seorang Ibu. Benteng terakhir kepada siapapun yang menyakiti anaknya. Sang ayah sudah lebih dulu menghadap sang khalik. Tempat berlindung Novi jadi sempit. Sangat sempit bahkan. Hanya Ibu dan makam ayahnya. Keluarga lain seperti biasanya. Dan kebanyakan disekitar kita.

 

Apa yang terjadi? Level depresi Novi semakin naik. Hanya mengurung diri di kamar. Dari pengakuan di akun quora; depresi Novi sudah masuk level mayor. Tapi dukungan tak ada. Terutama keluarga. Sekali lagi, hanya Ibu disisinya. Dan hanya satu permintaannya. Novi harus tetap hidup. Sang Ibu tentu punya alasan hanya minta itu. Novi sudah berkali-kali ketahuan beli barang aneh.

 

Bahkan, Novi sudah pernah dipergoki akan bunuh diri. Maka sangat wajar jika Novi terus diperhatikan sang Bunda. Termasuk makannya disuapin. Tapi, takdir berkata lain. Novi memilih jalannya sendiri. Tidak tahan lagi dengan dunia yang kejam ini. Maka ketika di makam sang Ayah. Novi meminum racun. Beberapa jam baru kemudian ditemukan oleh penjaga makam; sudah meninggal.


#akumencintaimu

 

Catatan: tulisan ini pernah posting di facebook saya tanggal 5 Desember 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Don’t Stop Komandan

Fahri Hamzah Bukti Demokrasi Telah Mati

Mau Enaknya, Tidak Mau Anaknya