Bilqis Prasista Penakluk Nomor Satu Dunia



Perjalanan tim putri Indonesia di Piala Uber terhenti. Tim kebanggaan merah putih dikandaskan oleh tim Tiongkok. Skornya sangat mencolok-- 0-3. Karena itu, Bilqis Prasista dan kompatriotnya angkat koper lebih cepat.

 

Pertandingan pertama, Komang ditundukkan oleh Chen Yu Fei-- juara Olimpiade Tokyo 2020. Komang dikalahkan dalam dua game langsung yakni 12-21 dan 11-21. Hasil itu membuat tim Indonesia harus bekerja keras di pertandingan kedua.

 

Tapi, sayang hasilnya sama. Pasangan Febriana Dwipuji Kusuma dan Amalia Cahaya Pratiwi juga takluk. Dikalahkan pasangan Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan. Juga dalam dua pertandingan langsung-- skor 19-21 dan 16-21. Beban berat pun dipikul Bilqis Prasista-- pertandingan ketiga melawan  He Bing Jiao.

 

Lagi, tim Indonesia kalah. Bilqis yang masih berusia 19 tahun itu di bawah tekanan hebat-- akhirnya kalah. Meski sempat memberikan perlawanan sengit. Terbukti ketika babak pertama. Bilqis mampu menang dengan skor 21-19. Membuat asah tim Indonesia kembali bergairah.

 

Tapi, di babak kedua, Bilqis gagal. He Bing Jiao melakukan perlawan luar biasa. Pada akhirnya Bilqis menyerah dengan skor 18-21. Pada babak ketiga-- penentuan. He Bing Jiao semakin ganas. Berbanding terbalik dengan Bilqis. Skor akhir pun sangat telak 7-21.

 

Meski kalah, Tim Uber tetap membanggakan. Bayangkan, tim ini dihuni nama-nama baru. Tidak dikenal khalayak. Jangankan dunia internasional. Di negara sendiri, nama-nama yang berada dibarisan itu masih asing. Terkhusus saya, sangat asing-- terutama nama Bilqis.

 

Secara peringkat, tim Uber Indonesia secara keseluruhan jauh di bawah dari peserta lain. Komang berada diperingkat 203 dunia. Sementara Aisyah Sativa Fatetani-- tunggal kedua berada di ranking 329 dunia. Dan tunggal ketiga, Bilqis Prasista paling buntut-- peringkat 333 dunia.

 

Sementara untuk pasangan ganda agak lebih baik. Beberapa nama sudah mulai tenar. Seperti Melani Mamahit, Tryola Nadia, Lanny Tria Mayasari dan Jesita Putri Mayasari. Masalahnya, keempat nama itu belum masuk pada level elit bulutangkis dunia. Jadi bisa dikata sama saja.

 

Terkhusus untuk Bilqis. Dapat dikata sangat menakjubkan. Apalagi ketika pertandingan melawan tim Jepang. Menumbangkan peringkat satu dunia-- Akane Yamaguchi. Itu akan menjadi catatan manis tersendiri. Pasalnya, kemenangan itu di luar ekspektasi semua orang.

 

Di pertandingan itu, Bilqis seperti memiliki level yang berbeda dari Akane. Terbukti dalam beberapa poin yang didapatkannya. Akane seperti tidak dapat berkutik. Bilqis memaksanya banyak berlari. Sehingga tampak kelelahan. Karena itu, secara keseluruhan pertandingan itu didominasi Bilqis.

 

Poin terakhir-- kepastian mengalahkan Akane. Bilqis justru tidak mengekspresikan kemenangannya secara berlebihan. Bilqis hanya tampak mengepakkan tangan kirinya. Bahkan ketika sesi wawancara. Bilqis tidak banyak berkomentar. Dia hanya berkata senang-- dengan ekspresi polos.

 

Berbanding terbalik dengan Akane. Pebulutangkis 24 tahun itu tampak terpukul. Bahkan sempat tertangkap kamera sedang menangis. Ditanya soal hasil pertandingan pada sesi wawancara. Akane memilih bungkam-- tidak mau menanggapi.

 

Apa yang dipamerkan Bilqis dan tim Uber Indonesia tidak lahir secara instan. Latihan dan pengalaman terus diperkuat. Tidak sedikit dari mereka ber-DNA atlet bulutangkis. Bilqis misalnya. Kedua orang tuanya adalah mantan atlet terbaik Indonesia-- Joko Suprianto dan Zelin Resiana.

 

Ayah Bilqis, Joko pernah membela merah putih diberbagai ajang. Termasuk pada Piala Thomas. Bahkan pernah mencicipi trofi bergengsi ini tahun 1994, 1996, 1998 dan 2000. Begitu juga dengan Ibunya-- Resiana. Pernah membantu Indonesia meraih juara pada 1994 dan 1996.

 

Pengakuan orang tuanya. Bilqis lahir bukan karena nama besar mereka. Sejak kecil Bilqis sudah bermain bulutangkis. Bahkan ketika masih SD. Bilqis sering ikut ayahnya ke Jakarta berlatih. Dari situ, latihan diberikan kepada Bilqis. Dan pada akhirnya masuk PB Djarum tahun 2018.

 

Masuk PB Djarum juga tidak mudah. Bilqis pernah gagal. Ketika ikut audisi tidak masuk kategori-- tahun 2014. Bilqis tidak patah semangat. Empat tahun terus berlatih. Pada turnamen yang dilaksanakan Djarum di Surabaya. Bilqis mulai dilirik dan ditarik masuk.

 

Porsi latihan selama empat tahun itu merubah Bilqis seperti sekarang-- penakluk tunggal putri nomor satu dunia. Ke depan akan menjadi idola baru. Barangkali akan menjadi penerus Susi Susanti-- legenda hidup bulutangkis Indonesia-- mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.

 

#akumencintaimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Don’t Stop Komandan

Fahri Hamzah Bukti Demokrasi Telah Mati

Mau Enaknya, Tidak Mau Anaknya