Kemewahan Wawan Mattaliu
Tahun 2016, saya diberi mandat oleh kantor untuk bekerja dan meliput di
Kantor DPRD Sulsel. Saya sudah lupa persisnya di bulan berapa. Yang pasti,
sebagai anak baru saya tentu harus banyak belajar. Termasuk mengetahui
nama-nama para anggota yang duduk sebagai perwakilan rakyat Sulsel.
Ketika itu, sudah mulai agak siang. Barangkali sudah lewat jam 10. Saya
tiba di ruang media centre DPRD Sulsel. Di depan pintu ruangan itu ada tangga
menuju lantai dua. Di situ, saya melihat seorang laki-laki melempar senyum
hangat kepada saya. Laki-laki itu menikmati sebatang rokok sambil duduk di
tangga.
Karena tidak kenal saya hanya membalas senyumnya lalu masuk ke ruangan.
Sekitar dua hari setelah itu, saya kembali berjumpa dengannya. Kembali sambil
tersenyum dan saya membalasnya. Karena penasaran, saya lalu bertanya ke jurnalis
lain. Siapa gerangan orang yang sering duduk di tangga di depan ruang media
center.
Disebutlah nama Wawan Mattaliu. Anggota DPRD Sulsel dari Fraksi Hanura.
Sosok anggota DPRD yang tampil biasa-biasa dengan pikiran-pikiran yang luar biasa.
Dari sini saya mulai mengenal Kaka Wawan-- begitu saya menyapa. Kadang suaranyalah
saya sering pinjam kata untuk mengkritik sejumlah kebijakan eksekutif.
Sikap dan pendirian Kak Wawan begitu istimewa-- kata dan perbuatan
seiya sekata. Maka dari itu, kata-katanya cukup ampuh. Terutama untuk menggelitik
pejabat eksekutif yang mulai “nakal”. Karena itu, ketika saya mencari Kak Wawan
maka sudah pasti itu sudah sangat genting.
Saya tidak sendiri yang mengamini keistimewaan Kak Wawan. Banyak orang
lain yang berpikiran serupa. Dari berbagai cerita yang dapat diverifikasi. Salah
satunya dari seorang tukang ojek. Ketika terpilih sebagai legislator tahun 2009
lalu. Kak Wawan punya langganan ojek yang akan mengantarnya ke Kantor DPRD
Sulsel.
Si tukang ojek ini, tidak tahu jika orang yang diantarnya setiap pagi
itu adalah anggota DPRD Sulsel. Begitu terus setiap pagi. Sampai suatu ketika
istri dari tukang ojek yang bercerita bahwa orang yang diantarnya itu adalah
anggota DPRD. Kagetlah si tukang ojek ini.
Ketika mengantar Kak Wawan pada esok harinya. Bertanyalah si tukang ojek
itu. Kak Wawan membalasnya dengan tersenyum. Seperti yang biasa dilakukannya
kepada semua orang. Sebelumnya, si tukang ojek ini mengira Kak Wawan sebagai pegawai
honorer di Kantor DPRD Sulsel.
Pada awal berkarir sebagai legislator, Kak Wawan memang sangatlah
sederhana. Ke kantor harus naik ojek. Bahkan, cerita seorang teman, ketika itu
Kak Wawan juga masih mengontrak rumah di Sudiang. Sebuah daerah pinggiran di
Kota Makassar-- berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros.
Pemilihan Legislatif (Pileg) 2009 lalu, Kak Wawan mengaku namanya tidak
masuk survei yang diprediksi masuk DPRD Sulsel. Apalagi ketika itu, Kak Wawan melawan
sejumlah nama besar. Diantaranya ada dua anak bupati dan satu mantan bupati. Tapi
takdir berkata lain. Kak Wawan terpilih.
Keterpilihan itu kata Kak Wawan adalah bentuk konsolidasi dan keinginan
masyarakat Maros. Menurutnya, ketika maju sebagai calon legislatif, dirinya
adalah orang yang tidak memiliki modal yang besar. Apalagi jika untuk dibagikan
kepada calon pemilihnya. Baginya, jika itu dilakukan maka sama saja dirinya
telah gagal.
Ada lagi sebuah cerita tentang Kak Wawan yang membuat saya begitu mencintainya.
Ketika itu, si empunya cerita ini sedang bersama Kak Wawan. Katanya, suatu
waktu Kak Wawan ditelfon seorang pejabat Pemprov Sulsel. Kak Wawan diminta
untuk datang mengambil sesuatu yang dititipkan kepadanya.
Tapi, kata teman ini, Kak Wawan hanya mengiyakan akan datang ditelfon. Ketika
sudah waktunya janji itu, Kak Wawan memilih menghindar. Bahkan ketika kembali ditelfon
oleh pejabat itu, Kak Wawan memilih tidak mengangkatnya. Dan begitu seterusnya
hingga dirinya kini pensiun dari DPRD Sulsel.
Dari cerita ini pula, saya sedikit mencocologi. Dulu ketika Sulsel
masih dalam kendali Syahrul Yasin Limpo yang kini duduk sebagai Menteri
Pertanian RI, begitu kagum dan respek terhadap Kak Wawan. Bahkan sejumlah orang
yang bercerita. Satu nama yang sangat dihormati SYL di DPRD ketika itu adalah
Kak Wawan.
Oleh karena itu, saya tidak ragu sedikit pun akan Kak Wawan. Jika Kak
Wawan maju dan bertarung nanti di Pileg 2024, saya akan sangat merekomendasikan
namanya untuk dipilih. Ini bukan karena saya mengenal Kak Wawan. Indikator
mengenal ini rasanya tidak tepat. Sebab pertemanan saya di FB saja tidak
dikonfirnasi. Hahaha
Jadi, rekomendasi saya ini semata-mata karena kapasitas dan kapabilitas
dari seorang Kak Wawan. Rasanya sulit menemukan orang seperti dirinya. Orang biasa
yang berpikir dan bertindak luar biasa bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk
Maros dan Sulsel.
#akumencintaimu
Komentar
Posting Komentar